Tata ruang Rumah Adat Kudus
Seperti rumah tradisional Jawa pada umumnya, tata ruang rumah adat Kudus memiliki pembagian yang berdasarkan fungsi dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Berikut ialah beberapa ruang yang terdapat di rumah adat Kudus:
1. Jaga satru merupakan ruangan terdepan yang berfungsi sebagai ruang penerima tamu. Di bagian ruang depan jaga satru terdapat dua macam pintu yaitu pintu inep dan sorong. Pintu inep ialah pintu utama berbahan dasar kayu jati, sedangkan pintu sorong memiliki dua buah pintu dengan bagian luarnya lebih pendek, kerap disebut juga sebagai kere. Cara penggunaannya pun cukup digeser.
Pada ruang jaga satru biasanya terdapat satu atau dua buah tiang. Tiang tersebut terletak di depan pintu ruang tengah dan agak menyamping. Ini berfungsi sebagai tiang penyangga atau tiang keseimbangan. Ruang ini juga dibatasi dengan panil kayu yang disebut gebyog dan beberapa pintu penghubung ke ruang lain. Uniknya, motif-motif flora sering menghiasi ornamennya. Biasanya makin banyak ornamen yang dimunculkan semakin menunjukkan status sosial si pemilik rumah.
Di tengah-tengah gebyog terdapat pintu yang kerap dibuka di hari-hari tertentu. Ada pula jendela kecil yang sering difungsikan sebagai tempat melihat para gadis yang sedang dipingit dan hanya boleh keluar pada acara dandangan sebelum bulan Ramadan.
2. Ruang lainnya ialah griyo njero. Griyo njero biasanya mempunyai lantai lebih tinggi dari jaga satru sehingga diperlukan anak tangga untuk mencapainya. Tangganya tak lain berupa bangku berukir yang disebut ancik-ancik, terdiri dari satu atau dua tingkat tergantung ketinggian lantai.
Pada griyo njero terdapat ruang gedongan, bagian paling utama dari rumah adat Kudus. Gedongan berupa ruang kecil yang dibatasi panil kayu berhiaskan lempengan logam kuningan yang berbubuhkan warna emas. Letak gedongan harus sejajar lurus dengan pintu masuk sehingga tampak dari luar bila gebyog terbuka. Gedongan sering difungsikan sebagai tempat tidur utama dan menyimpan harta. Tidak semua orang boleh masuk ke ruangan ini dengan bebas sebab gedongan dianggap sebagai ruang kehormatan dan sakral.
Selain itu, di sebelah kiri griyo njero terdapat pintu yang menghubungkan dengan ruang pawon. Pawon ada dua macam yaitu pawon alit dan pawon ageng. Pawon alit berfungsi sebagai dapur, sedangkan pawon ageng berfungsi sebagai ruang keluarga.
3. Secara tata letak, sumur dan kamar mandi terdapat di depan rumah dan berbatasan langsung dengan halaman tetangga. Kamar mandi pun dibuat dengan dinding terbuka dan orang lain dapat membersihkan di tempat tersebut. Secara filosofis sumur dan perlengkapannya dibuat di depan rumah karena setiap anggota keluarga yang hendak masuk sebaiknya dalam keadaan bersih, caranya dengan membersihkan diri di kamar mandi yang telah disediakan.
4. Di sisi lain atap bangunan rumah adat Kudus yang disebut pencu dihiasi dengan tembikar (genting dari tanah liat). Di sepanjang bubungan terdapat nok tembikar yang bermotif tanaman. Atap ini melambangkan keindahan bentuk pegunungan.
Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/2017/05/19/pembagian-ruang-pada-rumah-adat-kudus/
0 Comments