181

Siapa yang tidak tahu Lawang Sewu? Tempat bersejarah yang seringkali dikaitkan dengan hal-hal mistis. Konon katanya bangunan ini merupakan salah satu ikon Kota Semarang. Tempat ini kerapkali menjadi sasaran para turis untuk berkunjung ketika sedang berada di Semarang. Bangunan luas nan megah ini memiliki pintu yang sangat banyak, itulah mengapa bangunan tersebut dinamakan Lawang Sewu. Tak hanya banyaknya pintu, jendela yang berada di bangunan besar bergaya kolonial ini pun tinggi dan besar pula. Tak jarang, banyak para pengunjung yang mengabadikan momen di setiap sudut bangunan.

Siang itu pengunjung Lawang Sewu tampak ramai. Tak hanya turis dalam negeri yang berkunjung namun turis luar negeri pun banyak yang penasaran dengan bangunan yang sarat akan sejarah itu. Pemandu museum tampak sibuk menceritakan sejarah museum, menunjukkan serta menceritakan benda-benda bersejarah yang berada dalam ruangan. Mulai dari foto foto terkait sejarah kereta api hingga replika kereta api jaman lampau pun dipamerkan. Keantusiasan pengunjung tak henti sampai disitu, pengunjung yang hadir juga diperkenankan untuk menonton video sejarah kereta api.

Bangunan putih yang merupakan bekas kantor pusat Belanda yang beroperasi di Semarang ini, merupakan salah satu lokasi kegiatan PBI 2015. Siang itu, sekitar pukul 11.00 WIB, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud menggelar kegiatan Workshop Permainan Anak. Di bawah pohon rindang yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu, 50 murid SDN Pendrikan Lor 03 telah duduk manis bersiap untuk mendapat pengajaran membuat layangan.

Siswa siswi sedang membuat layangan

Workshop Permainan Anak pun dimulai. Sari Madjid dari Komunitas Layangan telah hadir untuk memberi pengarahan kepada siswa siswi dalam membuat layangan. Ia mengajak para siswa siswi SD untuk membuat layangan hias. Siswa-siswi pun diberikan perlengkapan untuk membuat layangan satu per satu. Mulai dari kertas koran, lidi, benang, perekat, dan lainnya.

Sari Madjid mengajarkan salah satu anak membuay layangan

Teriakan siswa siswi kerapkali terdengar saat dibagikan perlengkapan mereka satu per satu. Saya belum dapat Bu, saya belum, tutur bocah laki-laki yang duduk di baris belakang. Setelah semua siswa mendapat perlengkapan yang diperlukan, Sari menjelaskan serta memperagakan cara pembuatan layangan. Lidi-lidinya diletakkan di pinggir, tengah, dan melingkar. Direkatkan membentuk segitiga dan ditempel ekor layangannya, tuturnya.

Para siswa serius membuat layangan

Tak hanya memperagakan cara pembuatan layangan, Sari juga menunjukkan salah satu jenis layangan, layangan Bali. Layangan ini tampak gagah dan unik karena terbuat dari pelepah pisang. Beberapa siswa tampak melongo melihat tinggi layangan tersebut karena tampak hampir sama dengan tinggi badan mereka.

Tampak bocah berambut keriting bergumam dengan teman sebelahnya aku pengen main layangan itu, coba sekarang yang kita buat layangan kayak gitu ya, tuturnya dan disambut tawa oleh teman sebelahnya.

Gelak tawa para siswa bermain layangan

Tak berapa lama kemudian, beberapa anak telah berhasil menyelesaikan layangannya. Mereka pun langsung berlari ke tengah lapangan untuk mengibarkan layangan hasil karyanya. Nana, salah satu siswi SD, berlari untuk menerbangkan layangannya. Seru banget bikin layangan, membuatnya juga gampang tinggal ditempel-tempel aja, tuturnya sambil tersenyum lebar. Gelak tawa para siswa semakin ramai di tengah lapangan. Mereka bersama-sama menerbangkan layangan mereka dan berlarian di tengah lapangan. Matahari terik pun tak mereka rasakan. Hanya keceriaan yang terpancar dari wajah mereka.

Categories: _kontenlama