117

Konferensi Asia Afrika pada tahun 2015 sudah memasuki umur 60 tahun penyelenggaraan. Konferensi yang di prakarsai oleh beberapa kepala negara, termasuk Indonesia, pada tahun 1955 ini sudahmenghasilkan banyak kesepakatan antara negara-negara di Asia dan Afrika. Pada tahun ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut mendukung kegiatan Konferensi Asia Afrika dengan menyelenggarakan rangkaian acara menuju World Culture Forum II tahun 2016.

Sejauh ini, KAA lebih dipandang sebagai peristiwa diplomasi politik, padahal jika ditelesuri lebih lanjut didalamnya termuat aspek-aspek kebudayaan bahkan dapat dinyatakan sebagai peristiwa forum budaya dunia (world culture forum) pertama di dunia. Konferensi Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Secara terperinci telah dituangkan dalam Hal ini dapat dilihat dari salah satu tujuan penyelenggaraan KAA adalah untuk memajukan kerjasama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan.

Keterkaitan Antara KAA dan WCF

Dalam Dasa Sila Bandung hasil dari pertemuan KAA menyebutkan bahwa Hidup Damai dalam Perbedaan. Hal tersebut sejalan dengan sub tema yang akan diangkat dalam penyelenggaraan World Culture Forum (WCF) ke 2. Sub tema yang diangkat diharapkan dapat merevitalisasi atau reaktulisasi semangat KAA, bagi Indonesia dan negara-negara yang ikut terlibat dalam kegiatan WCF, terutama dalam konteks kekinian, yakni hidup damai dalam perbedaan, sehingga perbedaan itu menjadi indah, tidak mengurai kesadaran kita sebagai bangsa yang berbudaya. Peringatan KAA yang ke-60 di Bandung merupakan momentum yang tepat untuk kembali menggaungkan dan mengingatkan kembali bahwa KAA merupakan awal dialog budaya yang terjadi antara Indonesia dan negara-negara Asia dan Afrika. Konferensi tersebut menjadi peristiwa kebudayaan serta diharapkan melalui KAA akan menjadi pijakan bagi pelaksanaan WCF di tahun 2016 nanti.

WCF merupakan jawaban dari sebuah gagasan akan perlunya pertemuan puncak tingkat dunia tentang kebudayaan. WCF merupakan keinginan dan tekad Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan terlaksananya pertemuan tersebut sejajar dengan pertemuan-pertemuan puncak tingkat dunia lainnya yang telah berjalan, yaitu International Environmental Forum (IEF) terkait dengan isu lingkungan, danWorld Economic Forum (WEF) terkait dengan isu ekonomi dunia.

Kegiatan Pendukungan Konferensi Asia Afrika Ke-60 Menuju WCF II Tahun 2016

Dengan diselenggarakannya Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Jakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan beberapa program di Jakarta dan Bandung, dalam bentuk Kegiatan Pendukungan Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 menuju WCF II tahun 2016. Untuk Jakarta, kegiatan Pameran yang juga merupakan side event dariPeringatan Konferensi Asia Afrikake-60 ini dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 19-23 April 2015. Konten pameran akan berisi informasi tentang latar belakang penyelenggaraan World Culture Forum, penjelasan Konferensi Asia Afrika sebagai forum diskusi budaya pertama di dunia, sertadokumentasi audio visual kegiatan WCF 2013 di Bali.

Sedangkan kegiatan pendukungan yang diselenggarakan di Bandung dilaksanakan di Gedung Indonesia Menggugat, pada tanggal 18-24 April 2015, yang terbagi dalam beberapa rangkaian acara seperti: Pameran;Orasi Budaya yang akan disampaikan oleh Mendikbud, Bpk. Anies Baswedan;Forum Diskusi Terarah tentang World Culture Forum, Pemutaran Film Dokumentasi KAA;Repertoar Asia Afrika; danPembacaan buku The Bandung Connection Karya Roeslan Abdoelgani.

Melalui kegiatan pendukungan Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 menuju WCF II tahun 2016, diharapkan dapat menjadi media informasi tentang keterkaitan antara pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA)dengan World Culture Forum (WCF), dimana disebutkan pula sebagai bagian forum diskusi budaya dunia dan bukan hanya forum diplomasi politik semata. Dengan kegiatan pendukungan ini diharapkan WCF dapat dijadikan sebagai forum dunia yang meneruskan amanah KAA dalam Dasa Sila Bandung, khususnya penekanan dalam isu kebudayaan dunia.

Kegiatan pendukungan ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan kegiatan WCF kepada delegasi internasional yang hadir pada acara Peringatan KAA ke-60 di Jakarta yang sekaligus mensosialisasikan penyelenggaraan kegiatanWCF tahun 2016, membangun dukungan dari pemangku kepentingan utama (stakeholders) kebudayaan Indonesia untuk kesuksesan penyelenggaraan World Culture Forum II, Bali, 2016, danjugamemberi masukan penting dari arus utama dasar pemikiran untuk pembahasan topik-topik yang berhubungan dengan harmonisasi, perdamaian dan kebudayaan dunia.

Categories: _kontenlama