Tari Lenso merupakan tarian tradisional Maluku yang dalam perkembangannya telah mengalami pengaruh kebudayaan asing akibat dari penjajahan bangsa Portugis terhadap Maluku beratus-ratus tahun yang lalu. Tari Lenso merupakan tarian muda-mudi dari daerah Maluku dan Minahasa ,Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkih, Tahun Baru dan kegiatan lainnya. Beberapa sumber menyebutkan, tari lenso berasal dari tanah Maluku. Sedangkan sumber lain menyebut tari ini berasal dari Minahasa. Tari lenso pertama kali dikenal di Maluku ketika  bangsa Portugis masuk di Maluku yaitu sekitar tahun 1612.

Kata Lenso berasal dari bahasa Portugis yang artinya ”sapu tangan”. Sapu tangan merupakan property utama yang harus digunakan oleh penari. Biasanya sapu tangan yang digunakan berwarna putih atau merah. Itulah sebabnya tarian ini dinamakan tari Lenso. Setelah bangsa Portugis meninggalkan Maluku, bangsa Belanda datang dan menjajah Maluku karena rempah-rempah, pada zaman ini tari Lenso mengalami perkembangan yang pesat karena setiap perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina, pemerintah Belanda selalu menugaskan penduduk desa Kilang untuk tampil membawakan tari

Lenso pada saat diadakan pesta rakyat. Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang, di mana ketika lenso atau selendang diterima merupakan tanda cinta diterima. Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh masyarakat di daerah Sulawesi Utara dan daerah lain di Indonesia Timur. Dalam tarian ini, yang menjadi perantara adalah lenso atau selendang. Selendang inilah yang menjadi isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan selendang diterima berarti persetujuan.

Sumber: BPNB MALUKU

(Admin: Kiki Setiaviranti)

Categories: Kesenian

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *