Ruma Bolon yaitu rumah adat Batak terdiri atas dua bangunan utama yaitu ruma (tempat tinggal) dan sopo (lumbung padi). Saat ini Ruma Bolon Desa Adat Ompu Marjobu Situngkir masih menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi objek wisata di Sumatra Utara. Meski modernisasi tak bisa dihindari, masyarakat yang bermukim di kawasan desa adat tersebut masih menggunakan konsep Ruma Bolon sebagai tanda bahwa mereka melestarikan peninggalan warisan leluhur yang ada.

Bahan-bahan bangunan Ruma Bolon terdiri dari kayu dengan tiang-tiang yang besar dan kokoh. Dinding rumah terbuat dari papan atau tepas, sedangkan lantai dirangkai dari lembaran papan dan atap terbuat dari ijuk atau daun rumbiah. Jika kebanyakan rumah menggunakan paku untuk mengikat satu bahan dengan bahan lainnya, di Ruma Bolon kerap menggunakan metode ikat dengan tali.

Secara arsitektur, Ruma Bolon terdiri dari dua lantai. Lantai atas digunakan untuk aktivitas harian si pemilik rumah. Rumah adat ini berbentuk empat persegi panjang dengan denah dalamnya ruangan terbuka, tanpa kamar atau pun sekat pemisah. Di sisi lain, lantai bawah (bagian bawah rumah) biasanya dipergunakan untuk memelihara hewan, seperti babi, ayam dan sebagainya. Tingginya pun sekitar dua meter. Konon, rumah ini dihuni sekitar dua hingga enam keluarga

Saat ini, Ruma Bolon Desa Adat Ompu Marjobu Situngkir biasanya digunakan untuk upacara kematian Sari Matua, Natal Oikumene, upacara Malua (Sidi), hingga upacara pesta adat perkawinan. Dengan adanya ruma adat tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Adat Ompu Marjobu Situngkir dalam menyelenggarakan kegiatan atau tradisi keagamaan.

 

 

(Teks dan foto: Hendra Mulyadi Sinaga)

Categories: Featured

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *