Anies Baswedan, pria kelahiran di Kuningan, Jawa Barat, pada tanggal 7 Mei 1969 ini merupakan anak dari pasangan Rasyid Baswedan (Mantan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia) dan Aliyah Rasyid (Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta). Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun.

Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada dan masuk ke SD Laboratori Yogyakarta, saat usianya menginjak enam tahun. Usai menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah dasar, perjalanan Anies masih begitu panjang. Berikut rangkuman biografi Anies Baswedan sejak menjabat sebagai Ketua Tutup Tahun SMP hingga menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019.

1983 : Ketua Panitia Tutup Tahun SMP

Anies terpilih sebagai Ketua Panitia Tutup Tahun SMP Negeri 5 Yogyakarta, tempatnya menuntut ilmu. Dari sini, kepemimpinan Anies mulai muncul.

1985 : Menjabat Ketua OSIS se-Indonesia

Anies dipilih menjadi Wakil Ketua Organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMA 2 Yogyakarta. Pada tahun ini, ia mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 Ketua OSIS se-Indonesia dan dipilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia.

1987 : Peserta Pertukaran Pelajar

Anies terpilih menjadi peserta AFS, program pertukaran pelajar siswa Indonesia-Amerika. Selama satu tahun, Anies tinggal di Mulwakuee, Wisconsin, Amerika Serikat. Satu tahun di Negeri Paman Sam, cakrawala berpikirnya terbuka luas.

1989 : Berkarya di TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) Yogyakarta memilih Anies menjadi salah satu pewawancara tetap di acara bertajuk Tanah Merdeka. Pengalaman ini membuatnya banyak belajar dari kehidupan orang-orang besar.

1992 : Ketua Senat UGM

Jiwa kepemimpinan Anies semakin terasah saat ia menjadi Ketua Senat UGM di tahun ini. Anies memimpin Senat UGM setelah organisasi kampus lama dibekukan oleh Orde Baru (Orba).

1993 : Beasiswa di Jepang

Intelektualitas Anies saat mahasiswa semakin terasah saat ia mengikuti program musim panas di Sophia University, Jepang. Beasiswa ini diberikan oleh Japan Airlines Scholarship dari JAL Foundation.

1996 : Membina Keluarga

Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis. Pasangan ini kini telah dikaruniai empat orang anak, yaitu Kaisar Hakim, Mikail Azizi, Mutiara Annisa, dan Ismail Hakim.

1997 : Beasiswa Master di Amerika

Keinginan untuk terus belajar membawa Anies mendapat beasiswa melanjutkan studi master bidang International Security and Economic Policy di University of Maryland, College Park.

1998 : Penghargaan ASEAN Student Award

Sewaktu mengambil studi master, Anies dianugerahi William P. Cole III Fellowship dari School of Public Policy, University of Maryland. Di tahun ini pula, ia mendapatkan ASEAN Student Awards Program dari USAID – USIA – NAFSA.

1999 : Beasiswa Program Doktor

Anies melanjutkan studinya setelah mendapat beasiswa program doktoral dari Northem Illinois University. Ia menulis disertasi menganai “Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi di Indonesia”.

2004 : Beasiswa Mahasiswa Doktor Berprestasi

Anies meraih Gerald S. Maryanov Fellow dari Northern Illinois University. Beasiswa ini diberikan bagi mahasiswa Northern Illinois University dengan prestasi dan integritas dalam pengembangan ilmu politik.

2005 : Direktur Riset Indonesian Institute

Anies mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik.

2006 : Sumbangsih Mengenai Otonomi Daerah

Kepedulian Anies dalam permasalahan desentralisasi dan otonomi daerah seperti dalam disertasi, membuatnya mengemban tugas sebagai Penasihat Nasional di Partnership for Governance Reform.

2007 : Rektor Termuda

Anies menjadi rektor termuda di Indonesia (berusia 38 tahun) saat dipilih menjadi Rektor Universitas Paramadina. Ia membuat Paramadina Fellowship, program ini menggagas rekrutmen anak-anak terbaik. Anies juga menggagas pengajaran anti korupsi dengan membuat mata kuliah wwajib Anti Korupsi.

2008 : 100 Intelektual Dunia

Majalah Foreign Policy mencatat Anies sebagai salah satu Top 100 Public Intellectuals. Ia merupakan satu-satunya figur dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 100 intelektual dunia.

2010 : Pendiri Indonesia Mengajar

Anies mendirikan Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini mengirimkan anak-anak terbaik bangsa (Pengajar Muda) untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD) di daerah terpencil. Program ini ditujukan untuk mengisi kekurangan guru berkualitas dan menjadi wahana kepemimpinan anak-anak muda terbaik, agar memiliki kompetensi global dan pemahaman akar rumput.

2010 : 20 Orang Penting dalam 20 Tahun Mendatang

Anies menjadi salah satu dari World’s 20 Future Figure dari Majalah Foresight, yaitu 20 orang yang diprediksi akan mengubah dunia dalam 20 tahun yang akan datang.

2010 : Anggota Tim 8 KPK

Anies dipilih sebagai salah satu anggota Tim 8 untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi dua pimpinan KP, Bibid Rianto dan Chandra M. Hamzah. Kedua pimpinan itu ramai dikaitkan dengan perseteruan Kepolisian versus KPK dengan sebutan “Cicak Versus Buaya”.

2010 : 500 Muslim Berpengaruh Dunia

Royal Islamic Strategic Centre, Yordania menempatkan Anies Baswedan sebagai salah satu dari 500 orang di seluruh dunia yang dianggap sebagai Muslim berpengaruh.

2011 : Menyebarkan Pengetahuan Lewat Indonesia Menyala

Kurangnya bacaan di pelosok negeri membuat Pengajar Muda beserta Anies Baswedan menggerakkan ratusan orang dan institusi untuk mengirim buku dan membentuk perpustakaan di daerah-daerah. Anies menamakan gerakan ini sebagai Indonesia Menyala dengan harapan seluruh titik di negeri ini akan menyala oleh ilmu pengetahuan.

2011 : Orasi Melunasi Janji Kemerdekaan

15 Agustus 2011, Anies Baswedan memberikan orasi “Melunasi Janji Kemerdekaan” di Universitas Paramadina, Jakarta.

2012 : Menginisiasi Kelas Inspirasi

Anies berhasil menggerakkan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar. Inisiatif ini memacu orang-orang untuk memahami kondisi pendidikan di lapangan dan turun tangan langsung untuk ambil bagian menyelesaikannya.

2013 : Ketua Komite Etik KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Anies untuk memimpin Komite Etik KPK. Tugas komite ini adalah memeriksa bocornya surat perintah penyidikan (Sprindik) kasus korupsi proyek Hambalang.

2013 : Menginisiasi Gerakan TurunTangan

Anies tergerak untuk mengajak semua orang terlibat mengurus negeri dengan menginisiasi Gerakan TurunTangan. Gerakan ini mendorong keterlibatan aktif dalam politik dan pemerintahan yang dimotori oleh anak-anak muda. Lebih dari 37.000 Relawan TurunTangan bergerak bersama mendorong politik yang bersih dan baru di berbagai wilayah.

2013 : Siap Turun Tangan Melunasi Janji Kemerdekaan

Sebagai warga negara yang ingin turun tangan melunasi janji kemerdekaan, Anies menerima tawaran menjadi peserta Konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat.

2014 : Juru Bicara Jokowi – JK dalam Pilpres 2014

Konsistensi Anies untuk terus mendorong orang baik mengelola pemerintahan ia lakukan dengan menjadi juru bicara bagi pasangan Jokowi-JK dalam pemilu presiden (pilpres 2014). Anies adalah tokoh yang paling kerap disebut bersama dengan Jokowi di media sosial. Senada dengan pernyataan Jokowi bahwa Anies dekat dengan kalangan anak muda, pengaruh Anies sangat terasa pada dukungan beragam komunitas anak muda dan kreatif pada pasangan Jokowi-JK. Sebagai jubir, Anies banyak menyampaikan pesan-pesan positif dan pendidikan politik bagi publik khususnya anak muda.

2014 : Deputi Tim Transisi

Pasca kemenangan pasangan Jokowi-JK dalampilpres 2014, Anies diundang membantu Tim Transisi, Anies merupakan Deputi Tim Transisi Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Bidang kerja Anies meliputi dua janji utama Jokowi-JK dalam kampanye pilpres, yakni Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Bidang ini juga meliputi beragam isu fundamental pembangunan manusia Indonesia speerti pendidikan, pangan dan kesehatan. Bersama tim transisi bidang kesra, Anies telah menghasilkan beragam isu, solusi dan masukan kebijakan bagi pemerintahan Jokowi-JK ke depan.

2014 : Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah

Rekam jejak Anies yang mumpuni di bidang pendidikan membuatnya dipilih menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah di kabinet Kerja Periode 2014-2019. Anies adalah salah satu profesional dari 34 menteri di kabinet tersebut.

Sumber : http://aniesbaswedan.com

Categories: Tokoh

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *