202

Jakarta Di tengah hiruk-pikuknya Jalan Jenderal Sudirman pagi ini, di antara kerumunan para pekerja ibukota yang sibuk bergegas menuju kantornya masing-masing, tiga orang pejalan kaki ini menyempatkan diri berhenti dan memberi hormat kepada sang saka Merah Putih. Mereka bahkan berdiam diri selama hampir 10 menit hingga lagu Mengheningkan Cipta selesai dinyanyikan.

Hal tersebut tak hanya mengejutkan penulis secara pribadi, tetapi juga sejumlah juru kamera lainnya yang bertugas pagi tadi. Pasalnya, di tengah-tengah anggapan yang mengatakan mayoritas warga Jakarta adalah kaum individualis dan tidak peka lingkungan sekitar, (setidaknya) kehadiran mereka mematahkan asumsi kami selama ini. Salah satu dari kami bahkan sempat berujar, Ini gambar yang bagus sekali!. Komentar itu tentu tak akan mengemuka bila mayoritas warga Jakarta melakukan hal serupa.

Padahal secara jelas, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah mengirim imbauan lewat pesan singkat untuk memberhentikan kendaraan selama 45 detik dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 November 2015. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, marilah kita mengheningkan cipta selama 45 detik secara serentak pada 10 November 2015, pukul 08.15 waktu setempat, tulis Kementerian Kominfo.

Hal tersebut didukung dengan pernyataan Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Metro JayaAjun Komisaris Besar Ipung Purnomo kepada media, Besok pengendara di jalan protokol diminta berhenti selama 60 detik untuk mengheningkan cipta. Imbauan tersebut tertuang dalam Surat Telegram bernomor STR/3097/X/2015 tanggal 27 Oktober 2015 dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian yang ditandatangani atas nama Kapolda dan Kepala Biro Operasi Komisaris Besar Martuani Sormin. Imbauan tersebut juga didasari atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan surat dari Kementerian Sosial RI No 96/MS/B/10/2015 tanggal 9 Oktober 2015, tentang izin menghentikan kendaraan bermotor dalam rangka hening cipta Hari Pahlawan.

Apabila menilik sedikit makna yang terkandung di balik upacara Hari Pahlawan, maka sudah seharusnya hal itu menjadi momen bagi kita, untuk menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan yang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan dan menjaga utuhnya NKRI. Terlebih upacara Hari Pahlawan tahun ini yang mengusung tema Kepahlawanan adalah Jiwa Ragaku, mempunyai makna untuk menginternalisasi jiwa semua anak bangsa. Agar nilai kepahlawanan terpatri dan masuk ke sanubari yang paling dalam untuk meneladani sifat-sifat pahlawan yg rela berkorban tanpa pamrih, bekerja keras, jujur, berani demi kebenaran, serta patriotik.

Categories: _kontenlama