Cerita panji merupakan kumpulan cerita yang berasal dari Jawa periode klasik. Isinya berisikan tentang kepahlawanan dan cinta yang biasanya diperankan oleh dua tokoh utama. Umumnya saat memerankan tokoh sentral tersebut, si pelakon akan menggunakan topeng panji dari awal hingga akhir pertunjukan.

Di cerita Panji, topeng merupakan bentuk komunikasi non verbal yang menggambarkan bagaimana watak dan karakter si tokoh yang tengah diperankan. Ciri ini dapat dikenali lewat bentuk mata, hidung, maupun bibir.

Tri Handoyo, seniman sekaligus pemahat topeng malangan mengatakan, karakter tokoh Panji sebenarnya dapat dlihat dari topeng yang dikenakan. Desain topeng menentukan apakah si pelakon tengah memerankan tokoh antagonis, protagonis, tokoh binatang dan sebagainya.

Pria yang kerap disapa Handoyo ini mengatakan, pada dasarnya karakter tokoh Panji versi Kedung Monggo memiliki 76 karakter yang dibagi menjadi empat tokoh. Empat tokoh tersebut ialah tokoh antagonis, protagonis, lucu dan binatang. Masing-masing tokoh memiliki ciri desain yang berbeda, dapat dilihat dari bentuk mata, hidung, senyum dan ragam hias lainnya.

“Pada tokoh protagonis, topengnya bercirikan mata gabahan, hidungan pangotan dan ada ragam hias seperti memakai bunga dan daun. Sebaliknya, pada tokoh antagonis, bercirikan mata telengan (bulat), bertaring, dan ada motif binatang yakni garuda, gajah dan naga bersimbolkan kekuatan,” ujarnya saat mengisi  seminar Festival Budaya Panji bertajuk “Menggelorakan Kisah Panji sebagai Warisan Budaya Penguat Identitas Kawasan,” di Museum Wayang, Kota Tua.

Topeng untuk dua tokoh lainnya, yakni lucu dan binatang biasanya bercirikan bentuknya yang tak memiliki banyak ornamen. Kedua tokoh ini biasa dimainkan untuk cerita-cerita yang sifatnya menghibur. Tokoh lucu misalnya, si pelakon akan memainkan peran sebagai abdi dalem.

Kendati demikian, penggunaan warna pada topeng juga kerap dihubungkan dengan karakter si tokoh. Handoyo menyebut, pada topeng Panji ada lima warna dasar yang digunakan yakni merah, putih, kuning, hijau dan hitam. Hanya saja, warna-warna ini jauh hubungannya dengan karakter itu sendiri.

“Ada lima dasar warna di topeng, yakni merah, putih, kuning, hijau dan hitam. Merah itu artinya berani, putih itu suci, kuning melambangkan kesenangan, hijau itu artinya syukur sedangkan hitam melambangkan kebijaksanaan. Meskipun begitu, karakter jahat atau tidaknya tokoh bukan dari warna, melainkan dari bentuk dan karakter topengnya,” ujarnya.

 


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *