Selama pelaksanaan Pesta Rakyat Hari Film Nasional (2 – 3 April 2016), terdapat jajaran stand yang turut meramaikan suasana. Salah satu yang menarik perhatian pengunjung ialah stand Sinematek Indonesia (SI). SI adalah lembaga arsip film pertama di Asia Tenggara. SI mulai dirintis sejak tahun 1970, lima tahun kemudian lembaga ini diresmikan. Tak hanya eksis di negeri sendiri, SI mulai bergabung dengan lembaga internasional. Pada tahun 1977, SI bergabung dalam Federation Internationale des Archives du Film (FIAF), kemudian pada tahun 1997 SI bergabung dalam South East Asia Pacific Audio Visual Archives Association (SEAPAVAA). Dalam forum tersebut SI bertindak sebagai inspirator dan inisiator dalam pembentukan forum serupa. Istilah “sinematek” digunakan untuk meninggalkan kesan kaku pada lembaga ini. Sebab sesungguhnya, lembaga ini adalah suatu aktivitas kebudayaan dan pusat aktivitas pengembangan budaya sinema.

SI menyimpan berbagai jenis film Indonesia, tidak ada seleksi atau kriteria khusus agar film masuk dalam arsip SI. Aneka jenis arsip yang disimpan antara lain film fiksi non fiksi, undang – undang perfilman, skenario film dan sinetron semenjak tahun 1970, dan berbagai jenis peralatan film. Agar seluruh arsip film dapat terjaga dengan baik, SI memiliki sebuah ruangan khusus. Ruang penyimpanan ini memiliki suhu antara 7 hingga 10 derajat celcius dengan kelembaban 45 – 60% RH. Dalam kondisi ini, roll film berwarna dapat dilestarikan hingga 50 tahun sedangkan 100 tahun untuk film hitam putih. Idealnya, agar bisa mempertahankan roll film berwarna hingga lebih dari 100 tahun dibutuhkan suhu ruang 0 derajat celcius dengan kelembaban ruang 401% RH.

Tak hanya memiliki ruang penyimpanan, SI juga memiliki sarana untuk keperluan pemutaran film. SI menyediakan preview room yang mampu menampung hingga 200 orang. Selain preview room, SI juga menyediakan bioskop berkapasitas 500 orang lengkap dengan proyektor dan sistem suara yang mumpuni. Satu lagi fasilitas unggulan yang dimiliki oleh SI yakni perpustakaan yang dapat diakses oleh siapa saja. Bagi yang ingin belajar lebih dalam tentang film, dapat mengunjungi gedung SI atau Pusat Perfilman Haji Umar Ismail yang terletak di bilangan HR Rasuna Said di Jakarta Selatan.

Categories: Film

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *