Di Jawa Barat, Pencak Silat muncul pada abad XVII dengan lahirnya Pencak Cimande. Pencak Silat ini merupakan aliran tertua ibing pencak di Pasundan. Sebagai tokoh pendidi aliran ini pada masa pemerintahan Aria Wiratanu Datat sebagai Bupati Cianjur ke-5 ini disebut Cimande karena lahir di daerah Cimande.

Sekitar abad ke-18 di daerah Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur muncul Pencak Silat aliran baru yang dipelopori oleh Haji Ibrahim. Sesuai dengan daerah tempat kelahirannya aliran ini dinamakan aliran Cikalongan. Aliran pencak silat yang berkembang di Karawang adalah aliran Cimande dan Cikalong.

Pencak Silat adalah sebuah bentuk kesenian yang di dalam penyajiannya sarat dengan permainan atau ketangkasan bela diri. Jenis kesenian ini sering disebut juga maenpo, usik atau ibing pencak.

Tari pencak atau pencak kembang berbeda dengan pencak silat. Isi pencak kembang dalam jurus yang digunakan semata-mata untuk kepentingan estetik. Di sini yang diutamakan keindahan gerak semata. Sedangkan pencak silat isi jurus-jurusnya untuk kepentingan bela diri. Oleh karena itu, gerak dalam pencak silat sebagai bela diri dilakukan untuk melindungi diri dan menyerang.

Lain halnya dengan gerakan ibing pencak yang hanya khusus diperuntukkan bagi kepuasan atau kesenangan baik bagi pelakunya maupun bagi peminatnya. Pencak Silat biasanya dipertunjukkan pada panggung arena, baik yang berlantai tanah maupun dalam panggung bulandongan. Bentuk penyajiannya bias dilakukan secara tunggal, berpasangan (dua orang) dan secara kelompok atau massal.

SUMBER: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 

Categories: Sejarah

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *