245

Jakarta Serangkaian prosesi Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1938 diselenggarakan. Mulai dari kegiatan sosial berupa penyerahan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) kepada masyarakat di sekitar pura Jakarta, kemudian Upacara Melasti, Tawur Agung Kesanga, dan Dharmasanti (halal bihalal).

Berbagai persiapan dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi, mulai dari menyucikan diri, alam, dan lingkungan yang dilaksanakan pada Upacara Melasti di Pura Segara, Tanjung Priuk. Melasti dilaksanakan dekat dengan lautan yang diyakini sebagai sumber air suci, sumber kehidupan. Kemudian, Tawur Agung Kesanga dimana para umat dari pura se-Jabodetabek berkumpul dan membawa simbol-simbol pemujaan terhadap Tuhan yang telah disucikan berupa arca, hias-hiasan, kembang (tergantung dari masing-masing pura).

Umat Hindu mempercayai 3 prinsip kehidupan yakni komunikasi manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan lingkungan, dan antar sesama umat manusia. Berbagai simbol-simbol dalam prosesi sembahyang memiliki makna yang sama yakni penyembahan terhadap Sang Maha Pencipta.

Prosesi setelah perayaan Nyepi adalah Dharmasanti. Dharmasanti adalah acara halal bihalal untuk membangun kerukunan dan kebersamaan. Dharmasanti merupakan acara untuk membangun kerukunan dan kebersamaan agar terus tercipta komunikasi, keharmonisan, dan keselarasan sehingga hidup kita bisa lebih tenang di masa depan, ujar I.B Djayapati, Ketua Panitia Nyepi DKI Jakarta 2016.

Categories: Featured