60

Agung Rai Museum of Art (ARMA) bekerja sama dengan BAB Publishing Indonesia mengadakan acara peluncuran buku Saraswati in Bali: A Temple, A Museum, and A Mask karya Ron Jenkins. Berlangsung di Goethe Institute, Jakarta Pusat, acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti. Selain itu turut hadir pendiri ARMA, Anak Agung Rai, dan Wakil dari Kedutaan Jerman, Michael Hoffmann.

buku Saraswati in Bali

Saya sangat berterima kasih kepada Ron Jenkins, profesor di Amerika yang meluangkan waktunya untuk riset di sekitar museum ARMA, ucap Agung Rai saat memberikan sambutan. Ia pun menceritakan bagaimana Dewi Saraswati sebagai sumber pengetahuan, keindahan, dan seni dapat memberikan inspirasi untuk lukisan, pertunjukan, dan ritualisasi. Tak terkecuali buku setebal 156 halaman yang menyajikan keyakinan Bali pada kekuatan seni dan sastra melalui foto-foto dan wawancara dengan petani, penari, pelukis, pangeran, dan pendande.

Anak Agung Rai dan Wiendu Nuryanti

Di tengah hiruk-pikuknya situasi politik yang menghiasi sudut rumah kita, here in Goethe Institute its like an oasis in the desert, ujar Wiendu mengenai acara peluncuran buku. Menurutnya, jika semakin banyak acara serupa akan memberikan kesejukan dan mewarnai hidup kita sehari-hari.

Wiendu Nuryanti

I think this book is brilliant and beautifully written, komentar Wiendu tentang buku Saraswati in Bali. Ia mengemukakan bahwa Bali memang tak pernah habis akan inspirasi, baik itu untuk pariwisata, tradisi, ataupun adaptasi seperti buku ini.

Bersamaan dengan peluncuran buku, acara ini menampilkan pameran foto karya IB Putra Adnyana, serta pertujukan tarian Citra Saraswati oleh Bulantrisna Djelantik.

Citra Saraswatipameran foto

Categories: _kontenlama