Tanpa bisa dimungkiri, keberadaan makanan tradisional di suatu daerah menjadi sebuah identitas kearifan lokal masyarakat setempat. Seperti halnya Memek, makanan khas masyarakat Simueleue yang sudah dikenal bertahun-tahun lamanya. Makanan ini juga menjadi menu andalan bagi para perantau.

Beberapa waktu silam ramai diperbincangkan di media sosial terkait Memek, makanan khas Aceh yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional 2019. Sajian yang berasal dari Pulau Simueleu ini berarti mengunyah jika dialihbahasakan dari bahasa Aceh.  Memek ini juga dikenal makanan anak rantau lantaran berkomposisi bahan-bahan sederhana dan dapat diproses dengan cepat.

   

Menurut masyarakat Simeuleu, Memek belum diketahui secara pasti dan belum terindentifikasi dengan jelas asal-muasal kemunculannya. Kendati demikian, makanan ini kerap disuguhkan untuk acara-acara tertentu, di antaranya penyambutan tamu daerah, menu pembuka puasa, kenduri dan lain-lain. Bahkan, jika masyarakat Simueleue hendak bepergian jauh, Memek menjadi menu andalan bagi para perantau. Dahulu setiap keluarga menyiapkan bahan untuk membuat sajian Memek sebagai bekal makanan dan akan disantap ketika tengah beristirahat.

Memek terbuat dari beras pulut (beras ketan) yang sudah dicuci dan digoseng hingga menjadi warna kuning. Setelah itu, beras dicampur dengan pisang, gula, garam, santan dan diaduk rata.

Aceh Sumbang Empat Warisan Budaya Tak Benda

Makanan Memek menjadi satu dari empat karya budaya yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang digelar pada Sidang Penetapan WBTB di Jakarta (13 Agustus – 16 Agustus 2019). Adapun tiga warisan budaya tak benda lainnya ialah Gutel (Gayo), Tari Sining (Gayo dan Silat Pelintau (Aceh Tamiang). Memek dan Gutel sebagai domain kemahiran dan kerajinan tradisional, sedangkan Tari Sining domain seni pertunjukan dan Silat Pelintau domain tradisi dan ekspresi lisan.

Tahun 2019, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menetapkan 267 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari 272 karya budaya yang lolos seleksi. Lima lainnya ditangguhkan dengan catatan akan diajukan kembali pada 2020 dan memperbarui domain karya budaya yang diajukan tersebut. Sidang penetapan WBTB ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Kebudayaan yang dihadiri dinas yang membidangi kebudayaan dari seluruh Indonesia dan tim ahli WBTB.

Perlu diketahui, sajian Memek juga akan hadir menyemarakkan Pekan Kebudayaan Nasional yang berlangsung pada 7 Oktober – 13 Oktober di Istora, Senayan, Jakarta. Pekan Kebudayaan Nasional menjadi serangkaian aktivitas berjenjang dari desa hingga pusat yang bertujuan untuk membuka ruang interaksi budaya dalam rangka pelestarian budaya Indonesia. Dalam pelaksanannya, Pekan Kebudayaan Nasional memiliki empat titik fokus kegiatan, yaitu Pagelaran, Kompetisi, Diskusi, dan Pawai Budaya. Adapun semangat yang ingin dibawa dalam Pekan Kebudayaan Nasional yaitu mendorong persatuan dan kebersamaan lintas budaya menuju #IndonesiaBahagia. Suguhan kuliner tradisional pun menjadi salah satu konsep yang digaungkan untuk kembali melestarikan kekayaan kuliner Nusantara.

 

 

Sumber Foto: BPNB ACEH

Categories: Featured

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *