222

Kuningan Kegiatan Penyuluhan Seni Temu Ronggeng hari kedua dimulai dengan Sarasehan Penyuluhan Seni Temu Ronggeng. Acara dibuka dengan keynote speech dari Direktur Kesenian, Endang Caturwati dan dilanjutkan dengan sarasehan bersama beberapa narasumber, seperti maestro Tari Ronggeng, Gugum Gumbira, Peneliti Tari Ronggeng dari Institut Seni Indonesia, Anis Sujana, dan Sumaryono. Acara sarasehan tersebut diselenggarakan di Hotel Horison, Kuningan, Jawa Barat, Senin (7/12).

Dalam keynote speechnya, Endang Caturwati menyampaikan bahwa ada 3 unsur dalam pelestarian suatu kebudayaan. Dibutuhkan dukungan dari masyarakat, dukungan dari pemerintah, serta dukungan dari sponsor untuk melestarikan suatu kesenian. Maka dari itu, semua pihak harus aktif dalam melestarikan kesenian, termasuk kesenian Ronggeng untuk tetap melestarikan Ronggeng di Indonesia, pesan Endang Caturwati.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Sarasehan Penyuluh Seni Temu Ronggeng. Dalam paparannya, Gugum Gumbira mengatakan bahwa Ronggeng tidak identik dengan hal-hal negatif. Ronggeng bukan hanya seorang penari dan penyanyi. Ronggeng merupakan kreator dari penari dan penyanyi yang ada pada saat ini. Jadi tidak benar jika Ronggeng identic dengan hal-hal diluar moral yang ada, tegas Gugum Gumbira.

Selepas acara sarasehan, Temu Ronggeng Nusantara dilanjutkan dengan workhop tari Ronggeng. Workshop ini dibagi kedalam tiga jenis tari Ronggeng, yaitu Ronggeng Jawa Tengah, Ronggeng Ciamis, dan Ronggeng Jogja. Hasil dari worksop ini akan ditampilkan pada acara penutupan Temu Ronggeng Nusantara, Selasa (8/12) di Hotel Horison, Kuningan, Jawa Barat.

Categories: KesenianTokoh