Kabar adanya etnis Tionghoa yang memutuskan untuk memeluk agama Islam di Indonesia datang dari Haji Ma Huan. Informasi ini ia kumpulkan ke dalam laporan perjalanan saat mendapatkan tugas memimpin missi-missi muhibah mengunjungi  di seberang lautan. Haji Ma Huan merupakan sekretaris dan juru bahasa Cheng Ho, seorang penjelajah laut yang terkenal melakukan beberapa ekspedisi. Melalui uraian cerita inilah, terselip catatan-catatan sejarah yang tak banyak diketahui orang.

Sedikit demi sedikit informasi itu dikumpulkan Ma Huan. Setidaknya ia pernah melakukan tiga kali perjalanan missi muhibah yang diagendakan oleh Cheng Ho. Pertama, yakni missi muhibah yang keempat (tahun 1413-1415), keenam (tahun 1421-1422), dan ketujuh (1431-1433). Pengalaman Ma Huan menginjakkan kakinya pertama kali di Jawa Timur terjadi di missi muhibah keempat. Di sana ia mendapatkan kesempatan melihat lebih dekat seperti apa karakteristik masyarakat setempat, termasuk mengenal para etnis Tionghoa yang memutuskan hijrah ke agama Islam.

Ma Hua menggambarkan, seperti tertuang di dalam buku laporannya yang sangat terkenal Ying-yai Sheing Ian (Pemandangan-pemanangan Yang Menawan Hati Mengenai Pantai-pantai Samudera),[1] kapal-kapal yang sampai di tanah jawa mula-mula akan mendarat di Tu-pan (Tuban), Ts’e-ts’un (Gresik), Su-lu-ma-i (Surabaya) dan akhirnya di Man-che-poi (Majapahit).

Menurut Ma Huan, di Jawa Timur terdapat tiga golongan bangsa. Pertama, ialah orang-orang Islam yang berasal dari kerajaan asing yang terletak di sebelah Barat. Kedua, orang-orang Tionghoa yang berasal dari provinsi Kuang-tung, Chang-chou, Ch’uan-chou (dari dinasti Tang). Terakhir ialah orang-orang pribumi yang kala itu masih menganut sistem kepercayaan animisme. Hanya saja dalam laporan perjalanannya kali ini, Ma Huan tak menyebut secara rinci di mana tempat tinggal orang-orang Tionghoa yang beragama Islam.

Seperti diketahui, kerajaan Tiongkok yang di bawah pemerintah dinasti Tang (626-906) dan Sung (960-1279) hubungan perdagangan antara kerajaan Tiongkok dengan negeri-negeri di mancanegara telah berkembang pesat. Di masa ini, daerah pelabuhan yang terletak di sebelah selatan Tiongkok telah terdapat tempat-tempat permukiman orang Islam, Canton salah satunya. Pusat perdagangan para pedagang Arab terdapat di sini. Secara tidak langsung, baik pada zaman dinasti Tang maupun zaman dinasti Sung, para pedagang Arab telah mempunyai andil dalam mengislamkan orang-orang pribumi di tanah jawa.

Di zaman dinasti Tang, agama Islam sudah bukan merupakan agama yang asing untuk diketahui. Ini diperkuat dengan kedatangan empat dua negeri Arab di Canton pada masa pemerintahan kaisar Tai Tsung. Tahun demi tahun, Tiongkok pun kedatangan sejumlah alim ulama yang terbagi menjadi dua kelompok utama. Belum lagi terdapat orang-orang Islam yang berhasil mencapai kedudukan tinggi di istana-istana kaisar. Sebut saja Ko Shung Han, seorang panglima yang termasyhur dalam angkatan perang kaisar Tang Hang Tsung. Dengan demikian ada kemungkinan orang-orang Islam Tionghoa yang dijumpai Ma Huan di daerah Jawa Timur tersebut memeluk agama Islam berkat para leluhur mereka yang secara turun-menurut memeluk agama Islam semenjak mereka masih berada di negeri Tiongkok

*disarikan dari buku Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia karya Amen Budiman (1979)

[1] Termuat dalam L.Carrington Goodrich Editor – Chaoying Fang (Assosiate Editor), Dictionary of Ming Biography

Categories: Featured

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *