Batik Nitik adalah batik khas Yogyakarta yang termasuk tertua di lingkungan Kraton dan dan berkembang secara luas di masyarakat Yogyakarta. Batik Nitik dicirikan dengan motif nitik akan tetapi batik Nitik merupakan keseluruhan proses pembuatan Batik Nitik. Keistimewaan batik nitik salah satunya terletak pada sejarahnya, Nitik berasal dari bahasa jawa yang berarti ”memberi titik” (bisa juga nitik), dan ini dekat dengan istilah ”Batik” yang menurut para ahli kependekan dari bahasa jawa ”ngembat titik” atau membuat titik.

Keterhubungan itu adalah bahwa ternyata motif nitik dibuat dari hasil adaptasi anyaman kain tenun Patola dari india ( dikenal dengan kian Cinde) yang di akhir tahun 1700-an penjualnya menurun.

Proses pembuatan Batik Nitik tidak jauh berbeda dengan batik yang lainnya. Akan tetapi dalam proses pengerjaannya, Batik Nitik membutuhkan canting khusus yang dibuat sendiri dengan membelah lubang canting kedua arah yang saling tegak lurus, sehingga ketika ditapakan ke kain akan berbentuk kotak atau square. Canting ini disebut dengan canting cawang atau canting kembang. Memola motif ini juga tidak dillakukan dengan menjiplak motif yang sudah ada, tapi membuat pemetaan (berbentuk kotak – kotak) dengan ukuran sekitar 5×5 cm hingga 7×7 cm yang kemudian menjadi ”satu rapot” atau satu bentuk motif utuh untuk kemudian direpetisikan ke seluruh kain.

Hal lain yang membedakan Batik Nitik dengan batik lainnya adalah motif batik Nitik. Motif batik nitik terdiri dari ribuan titik yang tersusun dan terukur sedemikian rupa sehingga membentuk ruang, sudut, dan bidang geometris.

 

Sumber Foto:

  • https://perempuandanbatik.files.wordpress.com/2016/12/kombinasi.jpg?w=447&h=447
  • https://infobatik.id/wp-content/uploads/2018/05/Batik-Yogyakarta-Motif-Nitik-Randu-Seling-Pengaruh.png

SUmber Berita: Direktorat WDB

 

Categories: Sejarah

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *