Saya mah seneng dateng ke (Aula Catur) sini. Baru kali ini ada acara seru yang bisa ngumpulin banyak orang

Setidaknya, kalimat itulah yang terlontar dari salah seorang tenaga pendidik di Kabupaten Serang pagi tadi. Dengan suara yang bersemangat, guru sekolah dasar tersebut menghampiri salah satu dari tim kami dan menyerahkan telepon genggamnya yang sudah diseting mode kamera. “Punten, Teh, minta tolong dipotoin. Jarang-jarang ada acara kayak begini,” ujarnya.

Dengan antusias, wanita yang disapa Bu El ini segera memanggil teman-temannya yang juga berseragam hijau untuk berpose. Tepat di bawah poster berlabel “Persemaian Nilai Budaya”, ibu-ibu dari Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) tersebut segera merapat dan tersenyum menatap kamera.

Keceriaan itu tak sampai di situ. Para pendidik yang juga mengajar untuk PAUD tersebut bergegas pindah ke ruang “bioskop”, yang lokasinya bersebelahan dengan ruang registrasi. Tempat di mana mereka berfoto ini.

Di dalam ruangan seluas sekitar 20X25 meter tersebut, rombongan segera mengatur posisi tak jauh dari kursi utama, khusus untuk Direktur Jenderal Kebudayaan. “Di sini saja duduknya, biar enak nontonnya,” kata salah seorang dari mereka.

Tak lama berselang, acara kemudian dimulai. Para ibu dari IGTKI-PGRI ini mengatur posisi. Sambutan-sambutan dari sekretaris daerah hingga Dirjen Kebudayaan tak lepas dari jepretan kamera telepon genggam mereka. Sambil berbisik pelan, salah seorang dari mereka bertanya, “filmnya mana? Belum mulai-mulai.”

Tenang menonton film

Sesaat film dimulai, para guru yang sudah tak sabar itu mulai tenang dan menyimak dengan seksama. Film pertama yang diputar adalah ‘Tanah Surga…. Katanya’. Film yang berkisah tentang patriotisme ini memuat nilai-nilai moral yang positif, loyalitas yang tinggi pada negara dan  dan kesetiaan pada tanah air.

Bila sedikit mengulas, metode melalui media film ini sesuai dengan teori komunikasi massa, di mana film dianggap mempunyai efek “magic” yang cukup kuat dalam mempengaruhi orang lain. Film menjadi media pendekatan komunikatif yang sangat baik bagi dunia pendidikan, sehingga nilai yang ada dalam film akan lebih mudah dicerna.

Melihat antusiasme para tenaga pendidik ini, keyakinan menanamkan dan membangun kembali nilai-nilai moral yang sesuai karakter bangsa kepada masyarakat (dari berbagai kalangan dan usia) harus lebih diperkuat lagi. Sehingga, tidak akan lagi terdengar kasus pelecehan dan kriminalitas yang menimpa anak di bawah umur yang disebabkan oleh tayangan-tayangan yang tidak bermoral. Pun, kepada para guru, diharapkan dapat menjadi tombak dalam penyaluran informasi dan edukasi. Tidak hanya kepada siswa ajarnya, melainkan juga bagi lingkungan sekitar dan diri sendiri.

Categories: Inspirasi

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *