Profesi pencari batu sangat familiar dalam aktivitas pemugaran sebuah candi. Pencari batu bahkan menjadi ujung tombak dalam proses pemugaran candi. Tugas mereka ialah mencari batu per batu dari bagian per bagian bangunan candi. Umumnya, bungkahan batu dicari terkait kondisi candi yang akan dipugar rapuh dan butuh penanganan khusus.

Bak bermain puzzle, para pencari batu ini akan mencari dan menyusun kembali batu-batu yang berserakan. Berbekal insting dan ketekunan yang luar biasa, mereka kerap menemukan potongan bebatuan di kisaran candi atau lokasi yang menjadi tempat pencarian. Untuk memaksimalkan kerja, berikut lima benda tak terduga yang basa dibawa para pencari batu saat tengah bekerja.

1. Penggaris kayu lipat

Penggaris kayu ini merupakan barang yang vital. Para pencari batu perlu tahu ukuran batu yang dicarinya. Biasanya mereka mengunakan penggaris kayu lipat. Barang ini pasti ada dalam genggaman para pencar batu.

2. Caping

Bekerja di bawah terik matahari, membuat para pencari batu harus fokus saat mencari bongkaran batu. Demi melindungi diri dari terik matahari mereka biasanya memakai topi atau caping. Hanya saja, caping lebih banyak digunakan karena mereka menganggap caping jauh lebih efektif dari topi untuk menahan terik matahari. Caping sendiri merupakan penutup kepala tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.

3. Cangkir Kaleng

Benda yang satu ini cukup jarang terlihat, namun mempunyai fungsi yang lebih penting, yaitu cangkir kaleng. Benda ini sangat berguna untuk menghapus dahaga di sela-sela bekerja. Cangkir kaleng sengaja dipilih lantara bahan tersebut jauh lebih tahan terhadap segala kondisi. Dilihat dari tingkat keawetannya, cangkir kaleng dapat bertahan lebih lama dibandingkan cangkir berbahan dasar melamin atau kaca.

4. Ceret

Ceret mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan cangkir. Ceret ini untuk menampung air atau teh untuk menghapus dahaga. Pastinya, di mana pun para pencari batu bekerja di sana terdapat ceret yang menemani.

5. Penanda (batu kecil dan daun)

Petanda akan selalu dibuat saat bungkahan batu ditemukan. Biasanya para pencari batu akan menandai batu yang ditemukan dengan dedaunan yang diberi pemberat sebuah kayu sebelum pindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Tanda ini akan memudahkan mereka untuk menemukan lokasi kembali.

 

 

Para pencari batu mungkin tidak berbekal pendidikan formal, namun mereka mampu menyelesaikan tugas yang terbilang rumit dan butuh pengetahuan yang tinggi, layaknya para peneliti maupun para arkelogi. Tanpa peran dan kiprah mereka untuk memajukan kebudayaan dan melestarikan cagar-cagar budaya yang di Indonesia, mungkin saja candi-candi memiliki bentuk yang tak utuh. Sudah sepatutnya mereka layak diberi apresiasi. Oleh karena itu, perlu kesadaran bersama untuk merawat cagar budaya yang tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja. Butuh partisipatif dan gotong royong secara menyeluruh.

 

 

SUMBER: BPCB JATENG

Categories: Featured

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *